Selasa, 12 Juni 2012

3R = Reduce, Reuse, Recycle, Kunjungan ke Perum Griya Melati Bogor

Assalamu'alaikum wr. wb.

Tidakkah kita perhatikan selama dalam keseharian kita, pasti tidak luput dengan kegiatan berbelanja (shopping). Entah itu perempuan maupun laki-laki. Berbelanja kebutuhan pokok merupakan suatu hal dasar bagi keluarga ketika mengarungi kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Dari beberapa jenis   bahan untuk masing-masing kebutuhan tadi dapat menghasilkan ampas yang disebut SAMPAH. Kalau dihitung tiap rumah umumnya sehari menghasilkan sampah dengan kuantitas satu tong.



Kita tidak tahu sampah itu dibuang ke mana lagi setelah kita 'membuang sampah pada tempatnya'. Terutama sampah yang sama sekali dapat didaur ulang seperti sampah non organik plastik. Salah satu solusi yang dapat meringankan agar sampah tersebut masih dapat berfungsi untuk kebutuhan rumah tangga atau keluarga ialah dengan menerapkan ide 3R = Reduce (Kurangi), Reuse (Gunakan Ulang), Recycle (Daur Ulang).

Pada kesempatan emas hari ahad (10/6/12) kemarin. Saya berkesempatan mengunjungi suatu perumahan di daerah Bubulak Bogor bersama CEO Negeri Pelangi dan OpenThink Labs :D . Perum Griya Melati merupakan nama dari perumahan ini. Lingkungan Griya Melati sudah menerapkan ide-ide untuk melestarikan lingkungan. Beberapa diantaranya ialah Rumah Kompos, Apotik Hidup, dan Daur Ulang. RW dari Griya Melati mendapatkan predikat RW teladan se-wilayah Bogor.

Hal yang unik adalah saya melihat adanya tas-tas, payung, pot bunga, sendal, dan gantungan kunci yang bahan dasarnya adalah bekas sampah-sampah plastik. Rinda Art merupakan nama dari usaha pengembangan daur ulang sampah ini. Kami sempat berbincang banyak dengan bu Sharmilla Ilyas sebagai penggerak dari daur ulang sampah. Hasil dari daur ulangnya pun lumayan diperhitungkan untuk pemakaian sehari-hari. Sayagnya waktu kita tidak banyak di tempat itu, hanya sekitar 3.5 Jam untuk sekalian wawancara juga.




Dimulai dari sekedar hobi dari kondisi ketika sakit, ujar kata bu Sharmila. Hobinya didukung oleh Ketua RW Perum Griya Melati. Sehingga hobinya ini menjadi pundi-pundi rizki baginya serta menjadi salah satu bentuk usaha kepedulian lingkungan dengan mendaur ulang sampah menjadi barang-barang yang siap pakai. Saya lihat sendiri memang barang-barang hasil daur ulang ini sangatlah kuat dalam penjahitannya. Hanya saja karena barang daur ulang ini sangat sedikit dalam proses pembuatannya imbasnya adalah harganya cukup tinggi untuk sekedar barang kebutuhan dasar. Seperti yang saya kagetkan adalah harga payung dari plastik bisa mencapai 10 kali lipat dari harga payung normal yang pernah saya beli di Mall :) . Tapi wajar saja karena memang hand made dan handycraft dari kerjaan manual. Bu Sharmila sendiri sering mendapatkan undangan seminar, menjadikan tempat usahanya jadi observasi para pelajara dan mahasiswa, dan mengadakan pelatihan bagi warga atau orang yang ingin mencoba menjahit/menyulam bahan plastik ini menjadi barang-barang yang siap pakai.


Semoga kunjungan ini menjadi awal kemanfaatan saya untuk melanjutkan pendidikan lingkungan hidup di sekitar kampung Rangkasbitung. Bismillah.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

0 komentar:

Posting Komentar