Minggu, 27 Oktober 2013

10 Nasihat Untuk Para Hamba (Jilid Satu)


Kali ini, saya ingin memberikan sedikit informasi tentang nasihat-nasihat islami. Nasihat ini adalah bersumber dari hadits Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam dan beberapa Atsar sahabat yang terdapat pada buku Imam Nawawi Al-Bantani dalam buku Nashaihul 'Ibad. Akan saya rangkum dalam beberapa jilid. Untuk jilid pertama saya berikan 10 nasihat utama agar menjadi santun dan bijak dalam menjalani dan menyikapi hidup ini. Semoga bermanfaat! :) 
Nasihat ke-1 | Dua Hal yang Sangat Utama
Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda :
"Ada dua perkara yang tidak bisa diungguli keutamannya oleh yang lain yaitu : 1. Iman kepada Allah, dan 2. Memberi manfaat kepada sesama muslim". 
Memberi manfaat kepada sesama muslim bisa dengan ucapan, kekuasaan, harta benda, maupun tenaga. Dalam hadist lain Rasulullah Shalallhu 'Alaihi Wassalam bersabda :
"Barang siapa berada pada pagi hari tanpa bermaksud menzhalimi seorang pun, maka dosa-dosanya diampuni. barang siapa berada pada pagi hari dan berniat untuk menolong orang yang teraniaya serta memenuhi keperluan orang islam, maka ia mendapat pahala seperti pahala haji mabrur".
"Manusia yang paling dicintai Allah adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain. Amal yang paling utama adalah menyenangkan hati orang mukmin dengan cara menghilangkan kelaparan dan kesusahan atau melunasi utangnya. Ada dua perkara yang sangat kotor dan keji,  yaitu : menyekutukan Allah dan menimbulkan kemadharatan bagi kaum muslimin".

Nasihat ke-2 | Dua Perintah Nabi agar Bergaul dengan Ulama
Nabi Shalallhu 'Alaihi Wassalam bersabda :
"Hendaknya kalian duduk bersama ulama dan mendengarkan perkataan hukama' (orang bijak). Karena sesungguhnya Allah ta'ala menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan".
Dalam riwayat Thabrani dari Abu Hanifah disebutkan :
"Duduklah bersama kubara' (ulama besar) dan bertanyalah kepada para ulama serta bergaulah dengan para hukama' (orang bijak)".
Dalam riwayat lain dikatakan :
"Duduklah bersama ulama dan bergaullah dengan para hukama' serta akrabilah kubara".
Pada dasarnya ulama itu terbagi menjadi tiap kelompok:

  1. Ualama yang sangat menguasai dan memahami hukum-hukum Allah. Ulama seperti ini disebut ash-habul fatwa. yaitu ulama yang banyak mengeluarkan fatwa.
  2. Ulama yang sangat dalam kemampuannya tentang ma'rifat dzat Allah. Ulama ini disebut hukama'. Golongan ulama ini senantiasa menitikberatkan pada upaya memperbaiki tingkah laku dan akhlak baik untuk diri sendiri maupun umatnya. demikian itu karena hati mereka selalu tersinari dengan ma'rifatullah dan jiwa mereka selalu tersinari dengan cahaya keagungan Allah.
  3. Ulama-ulama besar disebut dengan al-kubara'. Ulama seperti ini senantiasa melakukan hal-hal terpuji untuk kepentingan makhluk Allah terutama ahli ibadah. lirikannya lebih memberi manfaat daripada ucapannya. barang siapa dengan lirikannya memberi manfaat kepada Anda. maka tentu bermanfaatlah ucapannya. begitu pula sebaliknya. barang siapa yang lirikannya tidak memberi manfaat kepada Anda, maka ucapannya pun tidak akan memberi manfaat.
Disebutkan dalam suatu kisah bahwa Imam Suhrawardi pernah mengelilingi sebagian masjid Khaif di daerah Mina. Ia memandangi wajah para hadirin yang ada satu per satu. ketika ditanyakan tentang sikapnya itu Ia menjawab: "Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat orang-orang tertentu yang jika seorang memandang mereka. Mereka dapat memberikan kebahagiaan kepadanya, dan aku sekarang sedang mencarinya." Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda :
"Akan datang suatu masa kepada umatku di mana mereka lari dan para ulama dan fuqaha'. Maka Allah akan menurunkan tiga macam musibah kepada mereka, yaitu: 1. Allah menghilangkan berkah dari rizki mereka. 2. Allah menjadikan penguasa yang zhalim untuk mereka, dan 3. Allah mengeluarkan mereka dari dunia ini tanpa membawa iman".

Nasihat ke-3 | Perumpamaan Masuk Kubur Tanpa Bekal
  1. Abu Bakar Shidiq pernah berkata "Barang siapa masuk kubur tanpa membawa bekal, maka seakan-akan dia mengarungi lautan tanpa perahu."
  2. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wassalam bersabda:
"Keadaan mayat di dalam kubur itu tak ubahnya seperti orang yang tenggelam yang meminta pertolongan."

Nasihat ke-4 | Do'a Kemuliaan
Umar R.A. berkata :
  1. Kemuliaan dunia bisa diraih dengan harta.
  2. Kemmuliaan akhirat hanya bisa diraih dengan amal shalih.
Dinukil dari Syaikh 'Abdul Mu'thi As-Samlawi :
"Bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam pernah berkata kepada Jibril: 'Gambarkanlah kepadaku tentang kebaikan-kebaikan 'Umar:' Jibril menjawab 'Bila lautan menjadi tinta dan seluruh pepohonan menjadi penanya, maka aku tetap tidak dapat menghitung kebaikannya.' Nabi berkata lagi: 'Gambarkanlah kepadaku tentang kebaikan-kebaikan Abu Bakar.' Jibril menjawab 'Umar adalah salah satu gambaran dari semua gambaran kebaikan Abu Bakar."

Nasihat ke-5 | Dua Kesedihan
'Utsman R.A. berkata :
  1. Kesedihan dalam urusan dunia dapat menggelapkan hati.
  2. Kesedihan dalam urusan akhirat bisa menerangi hati.
Nasihat ke-6 | Dua Pencarian
'Ali R.A. berkata :
  • Barang siapa mencari ilmu, berarti ia sedang mencari surga.
  • Barang siapa mencari kemaksiatan, berarti ia sedang mencari neraka.
Yang dimaksud ilmu di sini adalah ilmu yang bermanfaat, yang wajib diketahui dan dipelajari oleh setiap orang yang baligh dan berakal sehat.

Nasihat ke-7 | Dua Sikap, Orang Mulia dan Bijaksana
Yahya bin Mu'adz berkata :
  • Orang yang mulia tidak akan durhaka kepada Allah.
  • Orang yang bijaksana tidak akan memilih dunia dengan meninggalkan akhirat.
Nasihat ke-8 | Dua Modal yang Berbeda Hasilnya
Al-A'masy (Sulaiman bin Mihran Al-Kufi) berkata :
  1. Barang siapa yang modal kekayaannya berupa taqwa, maka semua lisan tak akan ada yang mampu untuk menggambarkan keuntungan dalam agamanya.
  2. Barang siapa modal kekayaannya berupa dunia, maka semua lisan tak akan ada yang mampu untuk menggambarkan kerugian dalam agamanya.
Nasihat ke-9 | Dua Dasar Kemaksiatan
Sufyan Ats-Tsaury berkata :
  1. Setiap Kemaksiatan yang timbul dari dorongan nafsu masih bisa diharapkan ampunannya.
  2. Setiap kemaksiatan yang timbul dari dorongan kesombongan, maka tidak diharapkan ampunannya.
Sebab kedurhakaan iblis bersumber dari sifat sombong, sedangkan ketergelinciran Nabi Adam A.S. akibat dorongan nafsu.

Nasihat ke-10 | Dua Jenis Tangisan
Seorang ulama zuhud berkatan :
  1. Barang siapa berbuat dosa, sementara dia tertawa (merasa bangga), maka kelak Allah akan memasukannya ke neraka dalam keadaan menangis.
  2. Barang sapa taat kepada Allah, sementara dia menangis (sebab amat takut kepada-Nya), maka kelak Allah akan memasukannya ke surga dengan penuh kegembiraan.
Sekian artikel untuk 10 Nasihat Untuk Para Hamba ini, semoga nanti ada jilid kelanjutannya.
Keep Simple...
Wassalamu'alaikum.

0 komentar:

Posting Komentar